Medical Journal Center Online

Jumat, 02 Desember 2011

KANKER SERVIKS

      Kanker serviks merupakan pertumbuhan dari suatu kelompok sel yang tidak normal pada serviks (leher rahim) yang bersifat ganas dan invasif.Faktor etiologik paling penting pada timbulnya kanker serviks ialah infeksi Human Papillomavirus (HPV). HPV adalah virus DNA yang menimbulkan proliferasi pada permukaan epidermal dan mukosa, yang mengarahkan ke keadaan Cervical Intraepithelial Neoplasia (CIN) kemudian berlanjut menjadi kanker. HPV ditemukan pada 85-90 % lesi prakanker dan neoplasma invasif, dan secara lebih spesifik terdapat beberapa tipe HPV yang berisiko tinggi yaitu tipe 16, 18, 31, 33, 35, 39, 45, 52, 56, 58, dan 59. Selain infeksi HPV, ada faktor – faktor lain yang berpengaruh terhadap proses pembentukan kanker serviks. Faktor lain yang mempengaruhi kanker serviks seperti merokok, sistem imunitas yang menurun, infeksi chlamydia, pil kontrasepsi, usia pada saat kehamilan pertama, faktor ekonomi (kemiskinan), dan riwayat keluarga yang menderita kanker serviks.
       Patogenesis kanker serviks diawali dengan adanya infeksi oleh HPV melalui skin-to-skin contact ketika berhubungan seksual. Infeksi HPV terbatas pada basal sel dari sel epitel pipih berlapis yang merupakan jaringan khusus tempat HPV dapat bereplikasi. Virus HPV tidak dapat menempel pada jaringan hidup tetapi dapat menyerang jaringan epitel melalui mikro abrasi atau trauma epitelial lain yang mampu memaparkan membran dasarnya. Proses infeksi memakan waktu 12-24 jam untuk inisiasi transkripsi. Infeksi dan replikasi dari human papilloma virus (HPV) terdapat di sel epitel serviks. Serviks normal memiliki zona transformasi yang ditandai dengan perubahan dari epitel kolumnar menjadi epitel skuamousa. HPV kemungkinan menginfeksi bagian ini dan  mengekspresikan viral genes E1, E2, E4, E5, E6, dan E7 pada lapisan basal akibat proses penggadaan diri secara episomal.
    Basal sel yang terinfeksi akan menunjukkan tanda disrupsi sel sebagai hasil dari infeksi virus dan melanjutkan proliferasi dan bermigrasi ke permukaan sel epitel, dimana sel skuamous yang sekarang mengekspresikan gen HPV  L1 dan L2. Partikel virus infektif akan terbentuk dan tertanam ke lumen vagina.  Infeksi HPV bisa berubah menjadi HPV-induced mild dysplasia, Stadium akhir Cervical Intraepithelial neoplasia (CIN3) dan dapat menjadi kanker serviks yang bersifat invasif, saat membran dasar pecah dan sel kanker bermetastasis.Pada sel epitel yang bertransformasi, gen HPV diintegrasi ke kromosom host dengan mengekspresikan protein onkogenik E6 dan E7. Protein E6  akan menempel dan menginaktivasi protein supresor p53, sedangkan protein HPV E7 mampu berikatan dengan pRb menghasilkan terbebasnya host transcriptional factor E2F dari kompleks pRb/E2F. E2F menghasilkan banyak gen yang penting untuk mitosis, akan memulai siklus sel, dan menyebabkan hiperproliferasi. Kombinasi antara protein HPV E6 dan E7 yang berisiko tinggi tersebut mampu menyebabkan instabilitas genetik dan perkembangan lesi kanker ke tingkat yang lebih mematikan.
     Selanjutya, karsinoma invasif serviks terbentuk di zona transformasi dan berkisar dari fokus mikroskopik invasi stroma. Kemudian, kanker serviks menyebar secara luas masuk ke dalam jaringan paraservikal. Pertumbuhan yang berlangsung mengakibatkan lesi yang dapat dilihat dan terlibat lebih progresif pada jaringan jaringan servikal. Pada tahap lebih lanjut, karsinoma servikal invasif dapat menginvasi dan meluas ke dinding vagina, ligamentum kardinale, dan rongga endometrium, kelenjar getah bening dan pembuluh darah.  Hal ini mengakibatkan metastasis ke bagian tubuh yang lebih jauh, dan sebagian besar penyebab kematian pada penderita.




Tidak ada komentar: